Bahaya Perawatan Ratus bagi Kesehatan Vagina
Para wanita, pernah dengar tentang metode perawatan tradisional untuk menjaga kebersihan organ intim? Salah satu metode yang cukup populer adalah ratus, yaitu perawatan dengan menggunakan uap yang berasal dari ramuan herbal yang diletakkan di tungku khusus. Metode ini dipercaya dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan vagina, termasuk menghilangkan bau tak sedap dan membantu mengencangkan otot-otot di area tersebut. Namun, tahukah kamu bahwa ratus juga memiliki risiko bagi kesehatan jika dilakukan secara sembarangan? Mari kita bahas lebih lanjut.
Apa Itu Ratus?
Ratus merupakan salah satu bentuk perawatan tradisional yang banyak dilakukan di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Pada praktiknya, seorang wanita duduk di atas kursi berlubang sambil membiarkan uap dari campuran ramuan herbal mengarah ke area intimnya. Campuran tersebut biasanya terdiri dari bahan-bahan alami seperti bunga, daun sirih, rempah-rempah, hingga kulit kayu manis. Tujuan utama dari perawatan ini adalah untuk membersihkan, mengharumkan, dan memberikan sensasi segar pada vagina.
Bahaya Perawatan Ratus bagi Kesehatan Vagina
Manfaat yang Dianggap dari Ratus
Banyak wanita yang percaya bahwa ratus dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain:
Menghilangkan bau tidak sedap: Uap dari herbal dianggap mampu mengatasi bau yang tidak sedap di area kewanitaan.
Mengencangkan otot vagina: Beberapa orang meyakini bahwa uap panas dapat membantu mengencangkan otot di area intim, terutama setelah melahirkan.
Meningkatkan kesuburan: Meskipun belum ada penelitian ilmiah yang mendukung, beberapa wanita percaya bahwa ratus dapat membantu meningkatkan kesuburan.
Risiko dan Bahaya di Balik Ratus
Meskipun terdengar menggiurkan, perawatan ratus ternyata memiliki risiko yang tidak boleh diabaikan. Para ahli medis seringkali mengingatkan tentang bahaya yang mengintai jika perawatan ini dilakukan secara berlebihan atau tidak sesuai aturan. Berikut beberapa alasan mengapa kamu perlu berhati-hati:
Risiko luka bakar
Uap yang digunakan dalam perawatan ratus bisa sangat panas. Jika tidak berhati-hati, kulit di sekitar vagina yang sangat sensitif bisa mengalami luka bakar. Hal ini terutama berisiko ketika suhu uap tidak dikontrol dengan baik.
Mengganggu keseimbangan pH vagina
Vagina memiliki mekanisme pembersihan alami yang menjaga keseimbangan pH. Penggunaan uap herbal bisa merusak keseimbangan ini, sehingga meningkatkan risiko infeksi seperti bakteri vaginosis atau infeksi jamur.
Iritasi dan peradangan
Bahan-bahan yang digunakan dalam ratus, meskipun alami, dapat menyebabkan iritasi pada beberapa wanita, terutama jika mereka memiliki kulit sensitif. Iritasi ini bisa berujung pada peradangan di area kewanitaan yang tentunya sangat tidak nyaman.
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Perawatan dengan uap berisiko memicu terjadinya infeksi saluran kemih karena uap bisa membawa bakteri dari luar ke dalam tubuh. Selain itu, peningkatan suhu pada area vagina juga bisa menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri berkembang biak.
Apa Kata Dokter?
Sebagian besar dokter kandungan tidak menganjurkan penggunaan perawatan ratus karena lebih banyak risikonya dibanding manfaatnya. Vagina adalah organ yang memiliki kemampuan membersihkan dirinya sendiri, dan mengganggu proses alami ini justru dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Dr. Lauren Streicher, seorang ginekolog dari Amerika Serikat, menjelaskan bahwa menggunakan uap untuk “membersihkan” vagina adalah konsep yang salah. Ia menyebutkan bahwa “vagina bukan oven yang perlu dikukus untuk dibersihkan.” Vagina secara alami sudah memiliki bakteri baik yang menjaga kesehatan organ tersebut. Uap panas bisa membunuh bakteri baik ini dan justru membuat area vagina lebih rentan terhadap infeksi.
Alternatif Perawatan Kewanitaan yang Lebih Aman
Jika kamu merasa perlu merawat area kewanitaan, ada banyak cara yang lebih aman dan tidak berisiko dibanding ratus. Beberapa di antaranya adalah:
Membersihkan dengan air bersih: Cukup gunakan air bersih untuk membersihkan area vagina. Hindari penggunaan sabun yang mengandung bahan kimia keras, karena bisa mengganggu keseimbangan pH alami.
Menjaga pola makan: Makanan juga berpengaruh pada kesehatan vagina. Konsumsi cukup air dan makanan kaya serat, serta hindari makanan yang dapat memicu bau tidak sedap seperti makanan pedas dan berminyak.
Menggunakan pakaian dalam yang tepat: Pilih bahan pakaian dalam yang menyerap keringat, seperti katun, agar area vagina tetap kering dan tidak lembap. Hal ini bisa mencegah pertumbuhan bakteri yang berlebihan.